"ANDA BUTUH WAKTU, KAMI PERLU UANG"

Kamis, 18 Agustus 2011

Salah eja

Melihat stiker2 yang ditempelkan di body angkot / mikrolet, harus maklum. Hari ini kulihat tulisan DOLAR, yang kutahu maksudnya "DOLLAR", atau SEXSY yang maksudnya SEXY atau SEKSI.

Sopir yang cuek

Seorang sopir dituntut cuek jika berhadapan dengan teman-temannya di jalan. Di jalan raya, mereka bagaikan musuh, berebut penumpang, saling memaki dsb.

Tapi setelah di warung kopi, mereka sebenarnya adalah teman.

Minggu, 19 Juni 2011

Seorang ibu tukang pijat

Siang, pulang dari gereja, naik angkot dari Wonokromo. Seorang ibu naik di sebelahku, dan ibu ke dua naik, duduk di depanku. Ibu kedua memberi peringatan kepada ibu A, supaya menutup jendela angkot, sebab kepala ibu B nyaris keluar... karena dia ngantuk.

Perjalanan seperti biasa diisi dengan dialog ringan antar penumpang. Ibu B mengaku sebagai 'tukang pijat' plus ahli penyembuhan spiritual - bisa melihat jin - dst. Ibu B ,ternyata berumur 62 tahun... dan punya kegiatan rutin adakan pertemuan sebulan sekali dengan teman-teman SMP, SMAnya.

Mereka sudah punya anak dan cucu.

Sabtu, 18 Juni 2011

3 Keanehan gadis itu

Siang ini, pulang dari kantor, naik angkot lyn H4 jurusan Rungkut-Sedati. Di dekat kampus IAIN, seorang gadis berbaju putih, bercelana hitam, naik bemo kami, dan DUAKKK... kepalanya terbentur pintu! Aduh.....

(Ini kejutan pertama).

"Pak... nanti turun Kendangsari, yg becak2" kata gadis itu. Duduk dekat pintu. Waktu itu ada 3 penumpang di belakang (saya, seorang bapak dan seorang gadis berjilbab).

Sesampainya di daerah Kendangsari, dia berteriak "K A N A N N N pak... eh salah, KIRI pak.... " (ini kejutan ke dua).

Setelah gadis itu turun, dia bertanya kepada pak sopir : "Berapa pak?" (ongkosnya). Sang sopir memberi isyarat dengan jarinya = 3 = 3 ribu...

Si gadis bertanya : "Boleh 2500 pak??? " (kejutan ke 3, menawar tarif angkot)

Yahhhh....

(Gara-gara itu, angkot kami sempat mogok 2 kali ha ha ha )

Kamis, 16 Juni 2011

Seorang ibu bawa uang ratusan nga

Ya, hari ini, sepulang kerja, kutemui seorang ibu yang mengeluh karena dia tidak membawa dompetnya yang berisi uang receh. Dia kebingungan karena hanya membawa bbrp lembar uang ratusan ribu. Sang sopir jelas tidak punya kembalian. Maka, kutolong ibu ini dengan membayarkan ongkos angkotnya.

Dia berterima kasih dan berkenalan denganku, kalau tidak salah, namanya Lina.

Jumat, 06 Mei 2011

Di pepet 4 orang

Malam ini, sepulang dari gereja, sekitar pkl. 21.00 aku naik angkot ke rumah. Waktu ada 4 penumpang laki2 (seperti dari luar pulau Jawa) naik. Aku merasa tidak enak, dan akhirnya kuputuskan turun dan ganti mirkolet lainnya.

Semula aku tidak curiga kepada mereka, tetapi poin2 ini yang membuatkan memutuskan turun dan menghindari mereka :

1. Mereka ber-4, berbicara seolah2 mau menuju ke Waru tetapi mengapa naik mikrolet ke Rungkut, (dan tanya apakah mikrolet ini lewat pasar Gedongan?). Logikanya, naik aja mikrolet yg 'lurus' langsung ke Waru.

2. Aku seperti biasa duduk di pojok kiri belakang, dekat jendela angkot. 2 orang duduk di sebelah kiriku, 2 orang di depanku. Orang yang di sebelah kiriku, sejak awal terus bergerak badanya (bhs. Jawa = umek / usrek) saja.

3. Orang di sebelahnya, tangannya sudah 'sampai' ke aku, dan seperti biasa, pura2 buka atau tutup jendela.

Akhirnya, dekat sebuah Plaza aku turun. Dan, naik angkot berikutnya. Di angkot ini, ada seorang ibu di depanku dan seorang wanita di samping sopir. Kuceritakan tentang alasanku mengapa pindah ke mikrolet mereka ini.

Dan, ternyata ibu tadi mengkonfirmasi bahwa dia tadi juga 'didekati' oleh 4 orang itu, diajaknya naik (dari RSAL depan ROYAL Plaza). Ibu ini sudah curiga, dan menolak. Dia mau naik mikrolet ini, yang dilihatnya kosong. Kemudian ibu ini menceritakan bagaimana dia berdoa dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN-nya beberapa waktu yg lalu, waktu dia melihat sekawanan copet seperti itu naik ,dan mencopet uang seorang kakek yang - - - baru saja mengambil uang pensiunnya... Ibu ini menyesal tidak bisa menolong, tetapi terus berdoa...

Waspadalah - waspadalah - - -

Sabtu, 30 April 2011

Kakek Pengemis

Beberapa waktu silam, aku berangkat ke kantor, naik angkot. Sewaktu sampai di daerah setasiun Waru, seorang laki-laki mengantarkan seorang kakek tua naik angkot kami.

Semula, aku (dan mungkin penumpang lain yang ada) mengagumi sikap laki-laki itu. Wah, seorang anak yang menghormati ayah (= orang tua)nya.

Eh.... sewaktu mikrolet berjalan, mendadak kami dikagetkan dengan ulah si kakek. Dia meminta uang kepada para penumpang ! Ohhhh ternyata dia seorang pengemus tua?

Lalu, si laki-laki yang kami 'kagumi' tadi siapa? Bukan anaknya? Atau cuma pengantarnya saja???

Jumat, 29 April 2011

Pilih dan analisa jalur

Walaupun ada 2 atau 3 angkot / mikrolet yang bisa Anda gunakan menuju tempat yang Anda inginkan, perlu juga kita mengevaluasi ciri-ciri yang ada pada mereka. Contoh :

Sebuah jalur ada 2 macam angkot - warna coklat dan warna hijau muda

- Coklat = sering berhenti untuk cari penumpang
- Hijau Muda = sering kebut-kebutan, tapi tidak pernah berhenti cari penumpang.

Mana yang kita pilih ?

Selasa, 19 April 2011

Pemuda dari BLORA

Sepulang dari kantor, dalam angkot ke 2 yang membawaku ke rumah, ada seorang pemuda menanyakan jurusan ke 'Sedati', dan naik. Dia membawa ransel dan sebuah kardus. Mungkin berisi pakaian.

Seorang ibu mengajaknya berdialog. Setelah sepi dan tinggal kami bertiga, giliranku bertanya-jawab dengan dia. Berasal dari BLORA, Jawa Tengah. Kemudian akupun mengaku dari Tulungagung, dan bertukar pengalamanku sewaktu masih 'baru pindah' dari desa ke kota Surabaya ini.

Pemuda ini menuju ke Sedati untuk mengerjakan suatu proyek. Kami berdialog dan bercerita tentang sedikit pengalamanku waktu pindah dari desa ke kota Surabaya, tahun 1986 silam, karena tidak mampu kuliah. Aku bekerja di sebuah konveksi, dan sering bertugas ke luar kota - Jawa Timur, Bali, Madura dan Jawa Tengah. Waktu di Jawa Tengah, aku cuma ingat beberapa nama kota yang kami singgahi : Blora, Klaten, Kudus, Temanggung, Wonosobo, dsb...

Dan, kukisahkan bagaimana aku belajar, bekerja, dan sempat memberikan sebagian penghasilanku kepada ibuku di desa, walau waktu sangat singkat. Hanya 2 tahun aku bekerja, ibuku dipanggil Tuhan ! Namun aku bersyukur karena aku sempat meminta ampunan kepadanya, sebelum dia meninggal dunia. (Juga kepada ayahku, kira-kira tahun 1982 dia meninggal, aku sempat minta ampun juga). Belum bisa menjadi anak yang baik - dan membalas kepada orang tua.

Hati-hati, itu pesanku. Jangan mudah percaya kepada orang-orang yang kita jumpai, dan jangan ragu-ragu untuk 'menanamkan kebaikan'... menolong orang lain, sebab kelak, TUHAN akan membalasnya, baik kepada kita atau ke anak-cucu kita.

(Aku tidak memberinya nomor hp ku - jika berjodoh dan dia menemukan tulisan ini, dia pasti ingat, aku menyebut namaku : Pak Yos saja..)

Rabu, 13 April 2011

Duduk di Ban

Ya, keramahan adalah hal yang mahal pada jaman ini. Itu diakui semua orang.

Pernah, aku naik angkot (aku tinggal di Sidoarjo dan harus ke kota Surabaya - Jawa Timur). Nah, menurut undang-undang yang tidak tertulis tapi disepakati bersama, isi bangku adalah 7 dan 4. Sebenarnya cuma 6 orang yg duduk di bangku itu. Namun waktu aku masuk mereka tidak mau bergeser atau memberi tempat duduk.

Aku malas 'memohon' dan akhirnya aku mengalah duduk di roda / ban yang ada di angkot itu.

Tapi tidak semua begitu. Aku dan istriku belajar sekian tahun untuk 'menyapa telebih dahulu' para tetangga kalau kami berangkat atau lewat depan rumah mereka. Sulit memang. Tapi setelah cukup lama, akhirnya mereka jadi sungkan (mungkin) dan balik menyapa kami lebih dahulu.

Intinya - kita sendiri yang harus memulai, tidak perlu menunggu orang lain. Dan, harus kita tularkan kebiasaan 'ramah' ini ke anak-anak kita, tetangga, dan orang-orang lainnya.

Sukses buat Anda!

(Komentarku di blog seseorang di BLOGDETIK).

Rabu, 30 Maret 2011

Mengantarkan anak ke sekolah

Seorang ibu mengantarkan anaknya ke sekolah di pagi hari.

Senin, 28 Maret 2011

Full Gar sticker




Judul ini tidak salah tulis, memang tulisan ini FULL-GAR, seharusnya VULGAR ?

Klik di PHOTOBUCKET album saya untuk lihat foto2 seperti ini, dan jika Anda punya foto2 yang sama, tentang mikrolet dan stiker2nya, boleh kirimkan LINK Anda! Terima kasih!

Rabu, 23 Maret 2011

Seorang gadis menawariku Pepaya

Jarang memang, di kota sebesar Surabaya ini, ada orang yang masih membiasakan diri 'ramah' kepada orang lain.

Kira-kira 2 hari yg lalu, sepulang dari kantor, naik angkot H-4 Lewat Rungkut, di depan kampus IAIN naik 2 pemudi berjilbab. Mereka seperti biasa bercanda dan kuperhatikan, seorang dari mereka membawa se-kantong-plastik buah-buahan (pepaya, nenas,). Dan, waktu mereka mulai memakan buah itu - sesuatu yg kurang kusuka - mendadak seorang dari mereka menawariku dengan sopan.

Kaget, aku menolaknya dengan halus. Dan mereka makan di dalam angkot / mikrolet.

Waktu sampai di dekat perumahanku, KEPUH PERMAI, aku mengucapkan 'selamat berpisah' (dlm. Bhs Jawa = Monggo mbak..) dan mereka membalasku "Hati-hati pak..."

Kalau semua penduduk kota seperti itu, nyaman sekali tinggal di Surabaya...

Kamis, 13 Januari 2011

Dua pemuda kecopetan

Sepulang kerja, ada 2 penumpang (2 pemuda) yg naik angkot. Mereka kebingungan mencari dompet mereka, ternyata kecopetan. Mereka datang dari Jakarta atau Banyuwangi, naik kereta api.

Seorang penumpang lain, dengan bijaksana menasihati mereka, supaya jangan bertengkar dan saling menyalahkan, sebab itu adalah 'musibah'.

Minggu, 09 Januari 2011

Sopir yang suka mengajak omong

Ada beberapa supir angkot yg suka mengajak penumpangnya berbicara, mungkin memang karakter mereka begitu. Dari curhat masalah rumah tangganya, persoalan hidup, atau hal-hal yang menjengkelkan baginya.

Senin, 03 Januari 2011

Uang yang sobek

Seorang sopir mengeluh selain jalan yang ditempuh macet karena berlobang... hari itu dia dibayar seorang wanita.....uang Rp 5000 yang sobek, dan tidak bisa dipakai lagi. Dirobek2nya uang itu...

ah, penumpang... ingatkah engkau akan hukum karma?